Tuesday, March 31, 2015

[Read and Make] Caterpillar

Bunda dapat ide membuat sesuatu yang berasal dari buku cerita, dari website notimeforflashcards. Idenya unik, langsung Bunda adaptasi begitu saja.


Koleksi buku Erlangga for Kids milik Vania ada beberapa. Kebanyakan bunda beli kalau lagi ada sale! Hehehe.. (Tetep loh, emak-emak cari yang harganya miring). Bunda Vania suka buku cerita anak terbitan Erlangga, karena gambarnya bagus dan banyak. Ceritanya juga sederhana dan mudah dipahami. 

Hari minggu yang lalu, kami sekeluarga memang tidak ada acara apa-apa. Sehingga kami punya banyak waktu di rumah. Secara random, Bunda ambil salah satunya dari rak buku dan mengira-ngira mau membuat apa. Karena ini ulat bulu, jadi agak mudah membuatnya. 

Awalnya Bunda hanya membuat ulat kecil dari kertas origami hijau yang dibagi empat, dan dirangkai seperti rantai, kemudian diberi mata.  

Vania kemudian membuat versinya. Ia tambahkan panjangnya, tambahkan pita (karena menurut Vania ulat bulunya ini cewek), tambahkan lidah, kemudian Vania tempelkan hasil kreasi Bunda dan Vania di kertas HVS yang disambungkan lalu Vania beri nama "Tia dan Vania"

Malamnya, Vania buat lagi. Padahal sudah malam Senin. Besok sekolah. Tapi kalau project yang ada di kepala Vania belum selesai, Vania nggak mau disuruh tidur. Sempat ribut sama Bunda, tapi akhirnya Bunda mengalah. Bunda biarkan saja Vania mau membuat apa..  

Dan jadilah ini! Ada ulat bulu warna warni, ditambah pohon dari sumpit, serta ada gambar kambingnya.

Ternyata belum selesai juga, padahal hari sudah hampir jam 9 malam. Ternyata Vania masih menambahkan untuk gambar background-nya. Ada pelangi, awan dan matahari. 

Vania dan kreasinya. Foto dulu ya supaya ada kenang-kenangan. ^_^

Sebelum tidur, Bunda sempatkan bercerita kepada Vania, bahwa prakarya yang ia buat itu disebut diorama.
Diorama adalah sejenis bendaminiatur tiga dimensi untuk menggambarkan suatu pemandangan atau suatu adegan. Asal-usul diorama(adalah dekor teater di Eropa dan Amerika di abad ke-19. Pencinta miniatur sering membuat diorama untuk memamerkan model kendaraan militer, miniatur figur publik, ataupun miniatur pesawat terbang.
Sumber: Wikipedia

Buku The Crunching Munching Caterpillar bercerita tentang seekor ulat buku yang ingin bisa terbang. Ia menyatakan keinginannya untuk terbang ke setiap teman-temannya yang ia temui, burung-burung, dan lebah... Tapi semua mengatakan si ulat bulu nggak mungkin bisa terbang... Dengan berbagai alasan, mulai dari tubuh ulat yang terlalu gemuk, tidak punya sayap, dan lain-lain...

Sampai suatu kali si ulat bertemu dengan kupu-kupu dan kupu-kupu memberinya harapan, bahwa mungkin suatu hari ulat bisa terbang. Pada akhirnya si ulat tidur dalam kepompong dan begitu bangun ia berupa kupu-kupu yang cantik. :-D

Pesan moralnya, adalah bahwa kita tidak boleh berhenti berharap. Apalagi yang Maha Tahu tentang masa depan kita hanya Allah saja. Siapa yang mengetahui kejutan apa yang Allah persiapkan buat kita, bukan begitu? Buat Bunda pribadi, cerita ini mengingatkan Bunda untuk tidak pernah putus harapan sama Allah SWT. :-)

Monday, March 23, 2015

Shusi dan Rumput Laut

Bunda sampai lupa sejak kapan Vania suka makan rumput laut. But Vania likes seaweed as long as I can remember... ^_^

Apapun merknya, apapun rasanya, Vania suka!

Saking sukanya, kalau Bunda bawakan sebagai bekal ke sekolah, yang Vania makan hanya nori dan nasi. Lauknya tidak... (-___-)"

Kebetulan imlek kemarin Opa mengajak cucu-cucunya jalan-jalan, kami berkesempatan mengunjungi restoran Jepang yang jarang kami kunjungi, yaitu Shusi Tei. Salah satu menu yang Bunda pesan adalah tuna maki. Bunda menyuapi Vania dan Aira yang berebutan, sampai-sampai Bunda merasa seperti menyuapi anak-anak burung. Hehehe... 

Tapi sayangnya, mereka berdua setelah mengunyah, rumput lautnya dikeluarin lagi... Uhuk!

Maafkan ya sobat kalau merasa terganggu membayangkannya... Hahaha!

Alasannya... Alot!

Hahaha.... 


Sebenarnya, Bunda Vania sering sekali membuatkan Vania shusi-shusian.. Dari lembaran nori crispy yang mudah banget cari bahan-bahannya di minimarket.. ^_^

Cara kita membuat shusi... atau... apapun istilahnya untuk makanan model ini... Hahahaaa..!
(Nggak pede blas nyebut ini shusi! :-P)

Isinya bisa apa saja... Kadang Bunda isi telur, tuna atau sardine... Atau bisa juga ayam...
Vania yang sering ngemut makanan, kalau menunya ini pasti bisa habis kurang dari setengah jam. :-D

Model seperti ini, anak dan keponakanku lebih suka.. Karena nori crispy dan tidak alot. 

Sepengetahuan Bunda yang sering mengkonsumsi nori adalah bangsa Jepang dan Korea ya?

Indonesia dengan garis pantai yang sangat panjang seharusnya bisa membudidayakan nori...
Kandungan gizinya oke loh!

Di bawah ini beberapa jurnal ilmiah tentang kandungan gizi rumput laut dari beberapa universitas terkemuka di Indonesia...

UNDIP, ITB dan UNS

Jurnal dari Undip dan ITB juga menyinggung pengolahan rumput laut menjadi nori panggang seperti yang anak-anak suka.. :-)

Jadi, teman-teman Vania juga suka makan nori kah..? :-)

Monday, March 16, 2015

Pasar Tradisional

Jamannya Bunda Vania kecil dulu, ke pasar nggak harus mempersiapkan perlengkapan yang komplit. Cukup dengan sendal jepit, keranjang (atau tas) belanja, dan persiapan payung kalau-kalau hujan. Naiknya pun dengan kendaraan becak... Atau jalan kaki... Hehehe...

Bulan Februari lalu, sekolah Vania mengadakan kegiatan mengunjungi pasar tradisional. Perlengkapan yang harus dibawa diantaranya adalah topi, jas hujan, botol minum bertali, baju ganti dan sepatu boots. Diantara kelima barang tersebut, yang Bunda Vania nggak punya adalah boots. 

Waduh, mana Bunda nggak update lagi. Jadi bener-bener last minute nyarinya. Bunda cari di Tamini Square. Setelah berputar-putar mall lama sekali dan hampir menyerah, alhamdulillah ketemu... Sepasang sepatu boots terakhir yang ada! Fuih! 

Kegiatan seperti ini sangat bagus untuk anak-anak. Khususnya anak-anak sekolah Vania yang sepertinya jarang pergi ke tempat yang... ehm.. becek-becek. Hehehe... 

Selain itu anak-anak yang diajarkan pengalaman berbelanja juga akan belajar nilai uang, berinteraksi dengan pedagang, serta cara memilih sayur dan bahan makanan yang segar. 

Vania sendiri pernah Bunda bawa ke pasar tradisional waktu di TK dulu. Senang sebenarnya, apalagi banyak penjual mainan. Tapi begitu sampai di bagian ikan, Vania menangis minta pulang. Hahaha...

Dari SD Nizamia, anak-anak kelas 1 naik angkot bersama-sama ke Pasar Cijantung. Anak-anak ini diberi bekal Rp.5000,- per anak. Boleh dibelanjakan sesuai yang anak-anak mau, tapi tidak boleh membeli mainan. 

Sebenarnya orangtua tidak dianjurkan ikut, tapi ada beberapa mama yang dipersilahkan untuk mendokumentasikan. Itupun dengan kendaraan (mobil) sendiri. Terima kasih foto-fotonya, untuk mama Vickian dan mama Sekar... ^_^


Vania with the pink hat... ^_^

Vania with the green boots and pink raincoat... 

Menunggu instruksi selanjutnya...

Sepertinya Vania sedang bingung memilih apa yang mau dibeli... :-D

Bunda Vania kepikiran untuk nitip belikan bumbu dapur, tapi sepertinya akan merepotkan Vania yang belum paham ragam bumbu dapur apa saja macamnya, hahaha... Jadi Bunda hanya titip daun selada.

Hasil belanjaan Vania :-D

Sepulang Vania dari sekolah, Vania menyerahkan daun selada, dan cerita singkat tentang pengalamannya...

"Bun! Ternyata naik angkot itu enak ya! Banyak anginnya!"

"Bun! Tadi temanku ada yang ingin beli daging, tapi nggak jadi soalnya uangnya nggak cukup."

Hahaha... Lucunya anak-anak ini...

Bunda menanyakan bagaimana cara Vania berbelanja saat di pasar...

Vania: "Bun, tadi dikasih lima ribu, dua ribu aku pake buat beli daun selada."

Bunda: "Sisanya buat apa?"

Vania: "Aku kembaliin lagi."

Dalam hati Bunda yang udah terkontaminasi ini sebenarnya ingin bilang, "kenapa nggak dipake beliin sayur yang lain lagi? Biar uangnya kepake semua?" Tapi Bunda menahan diri hahahaha....

Bunda apresiasi sifat jujur Vania. Sifat yang mana sangat penting sekali dijaga sampai Vania dewasa nanti. :-D

Masuk antara foto

Begitu senangnya Vania, sampai akhirnya Bunda berjanji insya Allah akan mengajak lagi ke pasar tradisional, jika ada kesempatan. Naik angkot juga! :-D

Monday, March 9, 2015

Cartoon Characters

Dear Vania dan teman-teman yang Bunda sayang... ^_^

Bunda Vania ingin menceritakan tentang adik bungsu Bunda yang bernama Om Ilham. 

Om Ilham ini orang yang sangat jago menggambar. Karakter kartun mulai dari Samurai X sampai Dragon Ball, bisa Om Ilham gambar. Pesis! Padahal nggak ngejiplak. Om Ilham hanya melihat gambarnya dan ia menggambar sendiri di kertas. 

Sayang, Bunda Vania nggak punya dokumentasi gambar-gambar Om Ilham. 

Waktu Om Ilham kelas 2 SMA, Om Ilham dirawat di rumah sakit karena demam berdarah. Om Ilham dirawat di kamar kelas 1 di RSAL Mintoharjo, jadi Om Ilham punya satu orang teman sekamar.

Suatu hari saat Om Ilham sedang tidur, mbak Atun yang sedang giliran menemani, melihat selembar kertas di sebelah tempat tidur Om Ilham. Ternyata sebuah gambar. Gambarnya adalah seorang anak muda yang sedang dirawat, lengkap dengan tempat tidur dan infusnya. 

Mbak Atun langsung membatin, perasaan pernah liat muka orang yang digambar ini... tapi dimana yah?

Mbak Atun langsung tepok jidat saat sadar orang yang digambar Om Ilham itu adalah si Pungky teman sekamar Om Ilham yang sama-sama dirawat. Hahaha.... Mbak Atun geli sekali...! Tapi sayangnya gambar itu dibuang sama Om Ilham sendiri... Duh, tuh anak!

Saat ini Om Ilham sudah menjadi sarjana komputer dan seorang tentara. Dan sepertinya jarang menggambar lagi. Saat Bunda menuliskan ini, istri Om Ilham, Tante Selvi sedang mengandung anak pertama mereka, usia kehamilan 6 bulan. Wah! Bunda Vania jadi penasaran akan seperti apakah anak Om Ilham kelak?

Hehehe...

Yang jelas, Vania punya beberapa kemiripan dengan Om Ilham.

Hasil tes IQ Vania hampir mirip dengan Om Ilham. Walaupun besar kemungkinan ada perubahan seiring perkembangan anak, tapi Bunda Vania masih melihat tes IQ sebagai kemiripan Vania dengan pamannya. 

Saat Vania menghasilkan gambar-gambar seperti di bawah ini, Bunda Vania langsung ingat Om Ilham. Vania pun menggambar tanpa menjiplak, hanya melihat gambar aslinya dan Vania gambar sendiri di kertas. 

"Aku nggak mau ngejiplak, Bun... Itu kan curang namanya," begitu jawab Vania kalau Bunda kasih usul untuk meletakkan kertas gambar di atas gambar asli yang mau ditiru. Hahaha... Baiklah, Vania...

Talking angela

Sofia the first

Anna Frozen

Saat ini pun hobi Vania adalah menggambar. Ekstra kurikuler yang diikuti di sekolah juga menggambar. 

Bunda Vania masih meraba-raba... Beda antara minat dan bakat dan gabungan antara keduanya. Tapi senang rasanya melihat Vania yang memiliki kegiatan yang begitu disukai. Semoga memberi manfaat untuk Vania kelak.

Do'a Bunda Vania juga untuk teman-teman Vania.. ^_^

Monday, March 2, 2015

"Kenapa Allah Menciptakan Setan?"

Menjadi orangtua itu ternyata lebih sulit daripada menjadi mahasiswa, ya mommies! Sering kali, kita diberikan pertanyaan yang jawabannya belum ada kuliahnya...

"Ya itulah mengapa banyak buku dan ceramah agama! Makanya belajar dong, Bunda Vania!"

Hahaha... Berasa banget kalau Bunda Vania ini kurang belajar, hehehe...

Seperti yang teman-teman Vania lihat, penampilan Vania agak "beda" dari anak-anak pada umumnya. Rambutnya keriting, dan susah panjangnya. Padahal sebagai seorang anak perempuan dia ingin sekali punya rambut panjang. Bunda siasati keinginan Vania tampil feminin dengan jepit rambut dan bando aneka rupa. ^_^

Bersyukur Bunda, karena Vania anak yang ceria. Di lingkungan sekolah Vania pun, semua anak-anaknya menganggap keunikan setiap orang adalah hal yang wajar. Alhamdulillah.

Vania dengan salah satu koleksi bandonya.

Di halaman sekolah.  Rambut Vania dikuncir di atas kepala lalu semangatkan jepit rambutnya. ^_^

Seringkali Vania bertanya, "Bun, bagusan rambut lurus atau keriting sih?"

Bunda selalu menjawab, "Sama bagusnya, Vania. Semua ciptaan Allah itu indah dan bagus."

Setelahnya biasanya Vania kembali ke aktifitasnya, apapun itu. Namun tempo hari Bunda Vania disuruh mikir sama Allah kali ya. Vania bertanya, "Bun, kalau semua ciptaan Allah bagus, berarti gimana dengan setan?"

"Kenapa Allah ciptain setan Bun? Kan setan jahat? Allah baik. Tapi yang ciptain setan kan Allah juga? Kenapa Allah biarin setan jadi jahat, Bun?"

Nah loh!

Bunda Vania saat ditanya seperti itu, belum siap. Jadi jawabnya seadanya, yaitu "Setan itu dulunya patuh sama Allah. Tapi karena dia sendiri sombong dan nggak mau nurut lagi sama Allah, makanya setan durhaka dan pasti akan masuk neraka. Makanya Vania jangan mau ikutin ajakan setan yah! Setan itu ada untuk menguji manusia. Kalau manusia yang lulus ujian dari godaan setan, pasti Allah kasih pahala yang banyak sekali..."

Sebenarnya... Setelah itu seingat Bunda, Vania masih bertanya lagi, tapi Bunda lupa apa. Saking, Bundanya sendiri juga mikir... Iyaya... Kenapa setan harus ada di dunia ini?


Jujur aja, mommies... Pertanyaan seperti ini bisa menjerumuskan manusia ke pikiran negatif kepada Allah.... Dan bukan cuma Vania yang butuh jawaban, tapi Bunda Vania pun butuh paham...

Tapi Bunda Vania harus memahami prinsip utama disini, yaitu tidak semua hal dapat dipahami manusia, terlebih yang ghaib. Dan itupun yang Bunda sampaikan pada akhirnya kepada Vania, bahwa "manusia kadang nggak ngerti jawabannya kalau bukan Allah yang kasih ilmu. Hal-hal yang ghaib yang nggak kelihatan, biasanya biar menjadi rahasia Allah. Kita percaya saja apa yang tertulis dalam Al-Qur'an. Vania dan Bunda nggak mampu mempelajari semua rahasia Allah..."

Salah satu yang saya coba pakai supaya Vania lebih mengenal Tuhannya adalah buku Asmaul Husna For Kids. Di dalamnya ada cerita-cerita pendek yang membantu anak memahami sifat-sifat Allah SWT. Di antara yang saya pakai untuk memahami pertanyaan di atas adalah Al-Hakiim, yaitu Allah yang Maha Bijaksana. Allah akan memberi kasih sayang lebih kepada hambaNya yang nurut sama Allah, bukan sama setan.



Jujur, Bunda Vania masih harus banyak belajar. Dan pertanyaan seperti ini pastinya sudah ditanyakan oleh jutaan manusia. Untuk catatan Bunda Vania sendiri, ada beberapa jawaban yang cukup mewakili disini, disini dan disini.

Untuk sahabat Vania disini yang memiliki masukan untuk kami, you'd be very much welcome!